BEKRAF-Kesuksesan game Tahu Bulat produksi
Own Games yang dinobatkan sebagai game paling populer di pasar Indonesia 2016
versi Google Play Store, menjadi salah satu momen kebangkitan industri game tanah
air. Apalagi, di tahun yang sama entrepreneur game Arief Widhiyasa
(co-founder dan CEO Agate Studio) dinobatkan sebagai salah satu founder muda
yang dibidang teknologi yang paling berpengaruh di Asia versi Forbes. Kisah
sukses Arief dan permainan Tahu Bulat yang meraih penghargaan pada International
Mobile Gaming Award (IMGA) 2016 di San Francisco ini, menunjukkan bahwa
kualitas SDM tanah air cukup mumpuni dan pada saat yang sama konten lokal juga
bisa menjadi andalan untuk bersaing di industri ini.
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) merespon potensi
bisnis game dan aplikasi tanah air tersebut melalui peningkatan
kompetensi dan kapasitas para calon developer di Jawa Tengah, Yogyakarta dan
sekitarnya melalui pelaksanaan Bekraf Developer Day (BDD) Solo, Minggu (9/4) di
Hotel Swiss Bellin Saripetojo, Solo.
“Meski jumlahnya
belum banyak, Indonesia dengan aneka budaya dan kreativitasnya, menjadi salah
satu negara paling berpotensi sebagai produsen game dan aplikasi bermutu,”
tutur Direktur Fasilitasi Infrastruktur TIK Bekraf, Muhammad Neil El Himam.
Seperti diketahui, potensi industri digital
Indonesia sangat besar jika mengacu laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII) yang menunjukkan bahwa pengguna internet tanah air
mencapai 132,7 juta pada 2016 atau 51,5 persen dari total jumlah penduduk
Indonesia. Fakta tersebut harus dimanfaatkan oleh para calon developer dalam
mengembangkan produk digitalnya dengan konten lokal dan bisa memberikan solusi
pada permasalahan kehidupan sehari-hari seperti aplikasi transportasi online,
jasa pemesanan tiket dan lain sebagainya.
Kegiatan yang mempertemukan para praktisi, pakar,
industri serta pemerintah dengan para calon developer ini, diharapkan akan
menjadi sebuah jalan yang besar dalam pengembangan game, aplikasi dan
IoT di kota Solo.
“Dengan adanya event-event seperti BDD, akan
membuka wawasan teman-teman dan meyakinkan para calon startUp untuk terjun ke dalam industri ini dengan rasa tanggung
jawab, motivasi serta pengetahuan yang cukup untuk melangkah lebih ke level
selanjutnya,” tutur Andi Taru, founder Educa
Studio dengan produk game-nya yang sudah didownload lebih dari 20
juta kali.
Selain itu, BDD juga menghadirkan sesi khusus seputar peluang menghadapi
potensi bisnis cybersecurity yang diprediksikan
akan mencapai 75 miliar dolar pada tahun 2020 di seluruh dunia. Perusahaan
besar di dunia perbankan dan jasa keuangan lainnya tentu memiliki kebutuhan
tingkat tinggi terhadap aplikasi penangkal cybercrime untuk mengamankan
aset-aset digitalnya.
Acara yang
mengusung tema Membangun Kemandirian Bangsa melalui Industri Digital diselenggarakan atas
kerjasama Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dan Dicoding dengan dukungan Asosiasi
Game Indonesia, Dicoding Elite, Google Developer Expet, IBM Indonesia,
Intel Innovator, Komunitas ID-Android, Microsoft
Indonesia, Samsung Indonesia dan perusahaan-perusahaan
teknologi lainnya di Indonesia. (*)
No comments:
Post a Comment